Tragedi Kanjuruhan: Kronologi dan Perkembangan Terkini
Awal Oktober lalu, tragedi Kanjuruhan menorehkan noda hitam dalam sejarah sepak bola Indonesia. Kejadian memilukan ini menjadi perhatian seluruh dunia. Bahkan sampai Federasi Sepak Bola Internasional, FIFA, tutun tangan.
Bagaimanakah kronologi hingga tragedi sebesar ini bisa terjadi? Simak penjelasan di bawah ini untuk mengetahui kronologi sekaligus perkembangan terkininya.
Kronologi Terjadinya Tragedi Kanjuruhan
Tragedi yang menewaskan ratusan orang ini tidak terjadi begitu saja. Ada rentetan kronologi sebelum korban berjatuhan. Mari simak kronologinya dari awal hingga akhir.
Pertandingan Arema vs Persebaya Berlangsung
Sabtu, 1 Oktober 2022 lalu, Arema dijadwalkan bertanding melawan Persebaya. Pertandingan ini berlangsung di kandang Arema, yaitu Stadion Kanjuruhan Malang.
Pertandingan hari itu disaksikan oleh 40 – 45 ribu suporter dari kedua tim. Jumlah pasti mengenai penonton yang hadir di stadion sampai saat ini masih simpang siur. Pihak pengelola liga pun tidak memberikan keterangan atau data yang pasti.
Pasalnya, Stadion Kanjuruhan Malang sendiri masih belum menggunakan single seat. Dengan begitu, jumlah penonton yang hadir pun tidak bisa diukur secara pasti.
Laga 90 menit itu berlangsung sengit. Baik Arema maupun Persebaya sama-sama mengeluarkan kemampuan maksimalnya untuk saling mengalahkan satu sama lain.
Pertandingan Berakhir dengan Kekalahan Arema
Gol pertama dicetak di gawang oleh Silvio Rodrigues Pereira Junior dari Persebaya pada menit ke-8. Bola kembali mendarat di gawang Arema Malang pada menit ke-32. Gol kedua ini dicetak oleh Leo Lelis, pemain Persebaya bernomor punggung 4.
Arema panas karena gawangnya sudah kebobolan dua kali. Tidak mau kalah, Abel Camara pun mencetak gol ke gawang Persebaya pada menit ke-42 dan 45+1 secara berturut-turut.
Sayangnya, posisi imbang ini tidak berlangsung sama. Baru saja enam menit setelah babak kedua dimulai, Persebaya kembali mencetak gol ke gawang Adilson Maringa melalui tendangan Sho Yamamoto.
Arema pun masih bersemangat untuk berusaha menyeimbangkan posisi. Sempat 4 kali berganti pemain, tim sepak bola asal Malang ini harus menelan kekalahan dengan skor 2-3.
Suporter Turun ke Lapangan
Setelah wasit meniupkan peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan, beberapa penonton mulai turun ke lapangan. Salah seorang penonton sekaligus pedagang merchandise, Prayogi, menuturkan bahwa saat itu penonton turun hanya untuk memberikan semangat kepada pemain Arema.
Beberapa di antaranya juga mengambil swafoto maupun swavideo bersama pemain idolanya. Tak berselang lama, jumlah penonton yang turun ke lapangan semakin banyak.
Menurut sejumlah penonton di stadion, ini berlangsung begitu saja. Namun suasana mulai chaos. Penonton yang awalnya hanya ingin menyambangi pemain Arema pun mulai mencoba menyerang pemain Persebaya.
Saat suasana mulai ricuh, polisi dan anggota TNI melakukan pengawalan kepada para pemain dan pelatih kedua klub. Mereka pun sampai ke ruang ganti dengan aman meski suasana di lapangan mulai tidak kondusif.
Polisi Menembakkan Gas Air Mata
Jumlah penonton yang turun ke lapangan semakin bertambah jumlahnya. Dari yang awalnya hanya belasan atau puluhan, beberapa menit kemudian ada ribuan penonton yang sudah turun dan memadati lapangan pertandingan.
Saat inilah aparat kepolisian mulai menghalau massa untuk kembali ke tribun. Tidak hanya dengan ucapan dan bentakan, beberapa oknum polisi dan TNI juga mengayunkan pentungannya hingga mengenai penonton.
Tindakan kasar dari aparat ini memancing kemarahan dari pihak suporter atau penonton. Baku pukul pun tak bisa dihindarkan. Tidak menjadi kondusif seperti yang diinginkan, suasana justru semakin ricuh.
Di saat inilah gas air mata mulai ditembakkan ke arah kerumunan penonton. Karena hal ini, para penonton panik dan berhamburan menyelamatkan diri dari pedihnya gas tersebut.
Korban Mulai Berjatuhan
Dari banyaknya video amatir yang beredar di internet, terlihat banyak orang mulai berjatuhan. Bahkan tidak sedikit yang terinjak oleh para penonton lainnya.
Yang lebih membuat korban berjatuhan lebih parah adalah gas air mata yang ditembakkan mengarah ke tribun. Penonton yang awalnya naik dari lapangan ke tribun pun mulai tumbang satu per satu. Sebagian penonton yang masih sadar dan kuat berjalan pun ramai-ramai menuju pintu keluar stadion.
Para penonton mulai berdesakan di pintu keluar. Lagi-lagi ada korban-korban berjatuhan. Sebagian besar karena tidak kuat terhimpit di tengah orang-orang. Mereka pun akhirnya terinjak-injak.
Jumlah Korban
Sampai saat berita ini ditulis, jumlah korban dari tragedi Kanjuruhan masih terus bertambah. Berdasarkan informasi terakhir dari Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, korban saat ini ada 754 orang. Korban tersebut terdiri dari 596 orang terluka dan 132 lainnya meninggal dunia.
Perkembangan Terkini Pasca Tragedi Kanjuruhan
Tragedi berdarah di Kanjuruhan Malang itu berbuntut panjang. Berikut ini adalah beberapa update terkini pasca kerusuhan.
Liga 1 Dihentikan Sementara
Salah satu akibat dari meletusnya kericuhan aparat vs suporter di Kanjuruhan adalah dihentikannya Liga 1 Sepak Bola Indonesia. Pihak LIB sebagai penyelenggara belum bisa memberikan kepastian sampai kapan penundaan ini berlangsung.
Akibatnya, seluruh pertandingan yang sebelumnya dijadwalkan sepanjang bulan Oktober pun harus dihentikan total. Kerugian pun dialami oleh semua pihak. Tidak hanya penyelenggara, sponsor, klub, para pemain, serta suporter pun dirugikan akibat liga sepak bola dihentikan secara total.
Saat ini masih dilakukan evaluasi. Berdasarkan update terkini dari PSSI dan LIB, Liga 1 direncanakan akan kembali berlanjut pada pertengahan atau akhir November mendatang.
Pembentukan Satgas Transformasi PSSI
Senin, 10 Oktober yang lalu, beberapa perwakilan FIFA mengunjungi Indonesia. FIFA bersama pemerintah membahas tentang tragedi Kanjuruhan yang terjadi beberapa hari sebelumnya.
Pada pertemuan ini, FIFA memberikan rekomendasi kepada pemerintah untuk membuat Satuan Tugas Transformasi PSSi. Tugas dari satgas ini adalah memperbaiki dunia persepakbolaan Indonesia secara menyeluruh.
Satgas ini beranggotakan stakeholder yang berhubungan dengan sepak bola Indonesia. Berikut ini adalah anggota Satgas Transformasi PSSI.
- PSSI
- Polri
- Kementerian Pemuda dan Olahraga
- Kementerian PUPR
- Kementerian Kesehatan
- Kementerian Dalam Negeri
Satgas ini sudah menggelar pertemuan atau rapat perdana pada 21 Oktober lalu. Pertemuan ini dihadiri oleh belasan orang dari perwakilan setiap stakeholder. Tidak hanya itu, pertemuan ini juga turut dihadiri oleh perwakilan dari FIFA dan AFC meski hanya secara virtual.
Salah satu pembahasan dalam pertemuan ini adalah rencana digulirkannya kembali Liga 1 yang saat ini tengah mandek. Berdasarkan kesepakatan forum Satgas Transformasi PSSI, liga sepak bola ini akan digelar kembali akhir November mendatang.
Namun itu masih rencana. Untuk realisasinya, nanti akan diumumkan secara resmi oleh PSSI serta LIB sebagai penyelenggara.
Nasib para Korban
Lalu bagaimana dengan nasib para korban yang terluka atau meninggal akibat tragedi Kanjuruhan? Dikutip dari setkab.go.id, keluarga dari korban meninggal di tragedi Stadion Kanjuruhan akan mendapatkan santunan sebesar Rp 50 juta dari pemerintah.
Sedangkan untuk korban yang mengalami luka, seluruh pengobatan, perawatan, dan biayanya akan ditangani langsung oleh pihak Kementerian Kesehatan.
Namun untuk saat ini, data administrasi masih terus dicocokkan. Hal ini dilakukan supaya tidak ada korban yang terlewat maupun santunan salah sasaran.
Tragedi Kanjuruhan benar-benar menjadi sebuah sejarah yang kelam bagi Indonesia. Besar harapan bahwa tragedi sejenis ini tidak terulang di masa mendatang.